• Jelajahi

    Copyright © BARUS RAYA
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Pembina

    STAIA

    PMB

    Yaspetia

    Prowan

    Giat "Komunitas Tunas Habonaran" di Perguruan Monsak Simata Raja Hatorusan, Desa Lobutua

    DETEKTIF
    Selasa, 13 Agustus 2024, 14:29 WIB Last Updated 2024-08-13T21:35:04Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini
    Giat "Komunitas Tunas Habonaran" di Perguruan Monsak Simata Raja Hatorusan, Desa Lobutua, 11 Agustus 2024



    Lobutua- Pada tanggal 11 Agustus 2024, Desa Lobutua menjadi saksi sebuah acara penting yang diprakarsai oleh "Komunitas Tunas Habonaran" di Perguruan Monsak Simata Raja Hatorusan. Acara ini bukan hanya sekadar pertemuan, tetapi juga menjadi wadah untuk memperkuat dan melestarikan budaya Batak yang kaya dan penuh makna. Dengan kehadiran tamu terhormat serta berbagai aktivitas yang dilakukan, acara ini mencerminkan komitmen yang kuat dari komunitas untuk menjaga dan mengembangkan warisan budaya Batak di tengah perkembangan zaman.
    Kehadiran Ibu Novri Sinaga: Pemerhati Budaya Batak

    Salah satu momen penting dalam acara ini adalah kedatangan Ibu Novri Sinaga, seorang pemerhati budaya Batak yang dikenal luas, khususnya dari Kota Siantar. Kehadiran beliau memberikan makna khusus bagi acara tersebut. Sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap upaya Komunitas Tunas Habonaran dan Perguruan Monsak Simata Raja Hatorusan dalam melestarikan budaya Batak, Ibu Novri Sinaga memberikan beberapa helai ulos Batak dengan corak Sadum. Ulos ini kemudian diberikan kepada para penari Tortor, yang merupakan simbol penghormatan dan dukungan untuk terus menjaga seni tari tradisional Batak.

    Kontribusi Komunitas Tunas Habonaran

    Komunitas Tunas Habonaran juga berperan aktif dalam acara ini dengan memberikan berbagai bentuk sortali, yaitu ikat kepala tradisional Batak yang memiliki makna simbolis dalam budaya Batak. Pemberian sortali ini dilakukan oleh Grace RA Panggabean dan Martua Mc Simarmata. Selain itu, komunitas ini juga memberikan sortali khusus untuk laki-laki, yang melambangkan kekuatan dan tanggung jawab sebagai pelindung budaya dan tradisi Batak.

    Tidak hanya itu, komunitas ini juga memberikan logo bordir yang menggabungkan lambang Komunitas Tunas Habonaran dan logo Perguruan Monsak Simata Raja Hatorusan. Logo ini melambangkan kebersamaan dan kerja sama antara komunitas dan perguruan dalam menjaga dan mengembangkan seni bela diri tradisional Batak, Monsak.

    ### **Pembinaan dan Praktik Langsung: Pembuatan Sortali**

    Dalam upaya untuk melestarikan tradisi dan keterampilan Batak, Komunitas Tunas Habonaran juga memberikan pembinaan langsung mengenai cara pembuatan sortali. Ini bukan hanya sekadar demonstrasi, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif dari anggota komunitas dan warga desa yang hadir. Melalui kegiatan ini, diharapkan pengetahuan tentang pembuatan sortali dapat diwariskan kepada generasi berikutnya, sehingga tradisi ini tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat.

    Perlombaan Spontanitas Puisi dan Penghargaan
    Acara ini juga diramaikan dengan perlombaan spontanitas puisi bertema Desa Lobutua. Perlombaan ini bertujuan untuk menggali kreativitas dan kecintaan masyarakat terhadap kampung halaman mereka. Peserta lomba puisi menunjukkan bakat mereka dalam mengolah kata-kata yang mencerminkan keindahan dan keunikan Desa Lobutua. Pada akhir acara, hadiah diserahkan kepada para pemenang lomba, yaitu juara 1, 2, dan 3, sebagai bentuk apresiasi atas upaya mereka dalam mempromosikan budaya dan tradisi Batak melalui seni sastra.

    Pelatihan Teknik Menari Tortor dan Silat Monsak

    Sebagai bagian dari upaya untuk menjaga warisan budaya Batak, Komunitas Tunas Habonaran juga memberikan pelatihan dan demonstrasi teknik menari dalam Tortor serta silat tradisional Monsak. Tortor, yang merupakan tari tradisional Batak, memiliki nilai-nilai spiritual dan sosial yang mendalam. Sementara itu, Monsak adalah seni bela diri tradisional Batak yang tidak hanya mengajarkan teknik pertarungan, tetapi juga disiplin, kehormatan, dan kebijaksanaan.

    Dengan memberikan pelatihan ini, Komunitas Tunas Habonaran berharap dapat menanamkan kecintaan dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap seni tradisional Batak di kalangan generasi muda. Keterampilan ini diharapkan dapat diwariskan secara berkelanjutan dan terus menjadi bagian integral dari identitas budaya Batak.

    Harapan dan Kesimpulan

    Acara ini ditutup dengan puji syukur atas kelancaran dan kesuksesan seluruh rangkaian kegiatan. Semua yang terlibat, baik dari Komunitas Tunas Habonaran, Perguruan Monsak Simata Raja Hatorusan, maupun masyarakat Desa Lobutua, merasakan kebersamaan dan semangat yang kuat untuk terus menjaga dan mengembangkan budaya Batak.
    Diharapkan, Perguruan Monsak Simata Raja Hatorusan di Desa Lobutua akan semakin berkembang dan sukses di masa depan, menjadi pusat pembelajaran dan pelestarian budaya Batak yang dihormati. Komunitas Tunas Habonaran, melalui kegiatan-kegiatannya, terus berkomitmen untuk mendukung dan mempromosikan budaya Batak, sehingga nilai-nilai luhur dan kekayaan budaya ini dapat terus hidup dan berkembang di tengah tantangan zaman.

    Salam Habonaran, Horas, horas, horas! 🙏
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini